Begitu saya duduk di bangku SMA kelas dua pada waktu itu, itulah pertama kalinya saya merasakan bagaimana duduk di sekolah jurusan SMA Biologi. Waktu itu mulailah murid murid satu lokal dengan saya dibagi menjadi beberapa regu untuk melaksanakan riset pada hari hari ke depannya. Satu yang membuat saya saya sangat terkejut yaitu waktu ketika guru bidang study Biologi kami tidak setuju dengan grup diskusi dan riset yang kami rancang. Lalu karena memang saya belum tahu karakter guru itu, saya lalu mencoba protes. Saya tetap mengajukan agar grup yang telah kami susun tidak dimutasi dan diacak lagi. Tapi rupanya guru saya tersinggung. Dia memberi hukuman pada saya agar saya tidak pernah ikut riset lagi untuk seterusnya. Tanpa ada rasa sesal, saya menerima keputusan itu dengan lapang dada. Guru Biologi kami itu seorang penganut aliran kepercayaan, sementara saya seorang Muslim. Begitulah perbedaan keadaan kami. Begitulah hari hari terus berlalu hingga tiba semester 4, 5, dan 6, saya Tetap tidak diajaknya untuk ikut melaksanakan riset. Saya tidak pernah mengadukan hal ini pada kepala sekolah. Dan pihak sekolahpun tak pernah tahu tentang hal ini. Namun begitulah rupanya guru bidang studi Biologi kami ini. Begitu kami telah tiba pada akhir semester, dia mungkin merasa tidak ada gunanya lagi menekan saya. Tak ada lagi gunanya saling membenci sebab saya akan tamat dan meninggalkan sekolah. Dia mulai mengambil hati saya hingga akhirnya dia dan saya sudah baikan. Bahkan di hari terakhir saya di bangku SMU itu, dia masih memberi saya nilai 7 di IJAZAH saya.
Saat terakhir di SMA, itulah terakhir sekali saya melihat guru kami tersebut. Tak berapa lama setelah saya meninggalkan kota dimana saya dibesarkan, sayapun mendengar kabar dari tempat perantauan bahwa dia telah kembali pada Yang Kuasa. Kini semua misunderstanding hanya tinggal kenangan. Semoga ia diterima yang kuasa disisinya. Tulisan ini saya buat agar jangan ada lagi kiranya guru yang mau menang sendiri seperti dia, dan jangan ada lagi murid yang keras kepala seperti saya. Yang mengakibatkan jarak antara guru dan murid sangat jauh. Yang sempat membuat tidak indah lagi proses belajar mengajar di sekolah. Kini semua hanya tinggal cerita. Semoga guru bidang study saya telah berada di sorga saat ini.
Salam dari penulis buku dari Sumatera Utara:
40 Hari Di Tanah Suci
Yang sudah beredar di Nusantara.
Terima kasih sebanyak banyaknya
Thursday, July 9, 2009
Sunday, April 12, 2009
PEMILU DI PANYABUNGAN
Siapa pemenang pemilu di Panyabungan?. Kita nantikan saja dalam seminggu ini. Kutuliskan blog ini tepat di saat 3 hari setelah selesai Pemilu 2009. Tapi yang jelas belum pasti siapa yang akan duduk di anggota Dewan nanti. Cuman menurut cerita masyarakat, mungkin yang akan duduk nanti DPRD Mandailing Natal, salah satunya adalah Demokrat, Golkar, Hanura, PAN, PDK, PKP. Kalau mengenai PKS, Republikan, Gerinda, PPP, PPRN, PBR, dan yang lainnya masih sedang dalam proses penghitungan. Mungkin akan bertambah terus, itu sudah pasti. Kita sabar saja dalam menunggu hasil keputusan KPU dalam penghitungan suara. Semoga wakil rakyat yang akan duduk nanti di DPR akan terus memikirkan rakyatnya dengan sebagus-bagusnya.
Ingin baca info tentang buku haji? kunjungi: http://www.mandailingnatal.page.tl/
Ingin baca info tentang buku haji? kunjungi: http://www.mandailingnatal.page.tl/
Sunday, March 22, 2009
KEHADIRAN BUKU HAJI DI RANAH MINANG
KEHADIRAN BUKU 40 HARI DI TANAH SUCI
Dengan bus bermerk Satu Nusa, saya akhirnya berangkat menuju Propinsi Sumatera Barat untuk mengedarkan buku saya berjudul 40 Hari Di Tanah Suci. Buku yang menceritakan kisah seorang jemaah Indonesia yang sedang pergi naik haji ke tanah suci Saudi Arabia.
Dengan berbekal nama toko yang tidak ada saya kenal sama sekali, dengan berekal tujuan yang tidak ada yang kenal sama sekali, saya akan berangkat di hari ini. Insya Allah kalau Tuhan mengizinkan, saya yakin buku 40 Hari Di Tanah Suci ini akan beredar di Sumatera Barat pada awal April 2009 ini. Tujuan saya untuk akhir Maret ini adalah Bukit Tinggi dan Padang Sumbar. Saya benar-benar mengharapkan para pembaca untuk bisa menemukan buku saya ini. sebab buku saya ini amat sangat berguna buat menambah pengalaman di saudi Arabia. Kemungkinan besar buku saya akan bisa dinikmati masyarakat Minang Kabau dalam jangka waktu dekat. Masyarakat Minang Kabau yang bersuku Koto, Caniago, Sikumbang, dan entah apa lagi nama sukunya tapi yang jelas pada awal bulan April ini, buku 40 Hari di Tanah Suci akan siap menanti anda di toko-toko buku di Padang dan Bukit Tinggi.
Bagi penduduk muslim yang berada di Lubuk Basung, Tabing, Pariaman, Palupuh, Danau Maninjau, Solok, Danau Singkarak, Sicincin, Batu Sangkar, Sipisang Bonjol, Panti, Rao, Lubuk Sikaping, Jambu Air, Padang Panjang, Lubuk Buaya, dan kota kota lain di Sumatera Barat, mungkin hanya bisa memperolehnya di Kota Padang dan Kota Bukit Tinggi. Saya hanya berharap agar buku saya terjual laris di sana. Sebab saya benar-benar ingin sharing dengan banyak Muslim. Saya ingin bila calon jemaah Haji Sumatera Barat akan punya banyak pengalaman dengan membaca buku karya saya. Sebab buku saya kebanyakan berisikan pengalaman, dan tak lupa saya bumbui dengan do'a-do'a yang saya kutip dari Buku manasik haji. Pokoknya buku 40 Hari di Tanah Suci, saya suguhkan untuk anda-anda yang ingin tahu lebih jauh tentang aktivitas jemaah Indonesia di Arabia Makkah dan Medinah. Sangat cocok untuk menambah pengalaman. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan pada Google yang telah memperbolehkan saya untuk memberitahukan kehadiran buku saya ini di Halaman Google buat pembaca internet di Ranah Minang Sumatera Barat. Wassalam.
Dengan bus bermerk Satu Nusa, saya akhirnya berangkat menuju Propinsi Sumatera Barat untuk mengedarkan buku saya berjudul 40 Hari Di Tanah Suci. Buku yang menceritakan kisah seorang jemaah Indonesia yang sedang pergi naik haji ke tanah suci Saudi Arabia.
Dengan berbekal nama toko yang tidak ada saya kenal sama sekali, dengan berekal tujuan yang tidak ada yang kenal sama sekali, saya akan berangkat di hari ini. Insya Allah kalau Tuhan mengizinkan, saya yakin buku 40 Hari Di Tanah Suci ini akan beredar di Sumatera Barat pada awal April 2009 ini. Tujuan saya untuk akhir Maret ini adalah Bukit Tinggi dan Padang Sumbar. Saya benar-benar mengharapkan para pembaca untuk bisa menemukan buku saya ini. sebab buku saya ini amat sangat berguna buat menambah pengalaman di saudi Arabia. Kemungkinan besar buku saya akan bisa dinikmati masyarakat Minang Kabau dalam jangka waktu dekat. Masyarakat Minang Kabau yang bersuku Koto, Caniago, Sikumbang, dan entah apa lagi nama sukunya tapi yang jelas pada awal bulan April ini, buku 40 Hari di Tanah Suci akan siap menanti anda di toko-toko buku di Padang dan Bukit Tinggi.
Bagi penduduk muslim yang berada di Lubuk Basung, Tabing, Pariaman, Palupuh, Danau Maninjau, Solok, Danau Singkarak, Sicincin, Batu Sangkar, Sipisang Bonjol, Panti, Rao, Lubuk Sikaping, Jambu Air, Padang Panjang, Lubuk Buaya, dan kota kota lain di Sumatera Barat, mungkin hanya bisa memperolehnya di Kota Padang dan Kota Bukit Tinggi. Saya hanya berharap agar buku saya terjual laris di sana. Sebab saya benar-benar ingin sharing dengan banyak Muslim. Saya ingin bila calon jemaah Haji Sumatera Barat akan punya banyak pengalaman dengan membaca buku karya saya. Sebab buku saya kebanyakan berisikan pengalaman, dan tak lupa saya bumbui dengan do'a-do'a yang saya kutip dari Buku manasik haji. Pokoknya buku 40 Hari di Tanah Suci, saya suguhkan untuk anda-anda yang ingin tahu lebih jauh tentang aktivitas jemaah Indonesia di Arabia Makkah dan Medinah. Sangat cocok untuk menambah pengalaman. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan pada Google yang telah memperbolehkan saya untuk memberitahukan kehadiran buku saya ini di Halaman Google buat pembaca internet di Ranah Minang Sumatera Barat. Wassalam.
Subscribe to:
Posts (Atom)